Makalah Pengetahuan Bahan
Hari : Selasa
Jam : 16.00 WIB
Dosen Pembimbing
: Bambang Sukarno Putra, S.TP, M. Si
SEJARAH PERSPEKTIF MATERIAL
Oleh :
Kelompok 2
Andi Hidayat ( 1305106010012 )
Aulia Ifnu Akbar ( 1305106010006 )
Muhammad Afzal ( 1305106010016 )
Yunda Fitria ( 1305106010032 )
Deva Yuslianti ( 1305106010069 )
Quratul Aini ( 1305106010040 )
JURUSAN TEKNIK
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH
KUALA
DARUSSALAM BANDA
ACEH
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki
bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan
karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini
.
Banda Aceh, Februari 2015
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I . PENDAHULUAN
BAB II . PEMBAHASAN
1.
Teknik Material
2.
Klasifikasi Material
3.
Kebutuhan
Material Modern
BAB III . PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya material memiliki kedudukan yang penting dalam
sejarah peradaban manusia tanpa disadari. Menurut sejarah, perkembangan dan
kemajuan peradaban sangaterat kaitannya dengan kemampuan manusia memproduksi
dan memanipulasi material untuk memenuhi kebutuhan mereka. Kenyataannya,
peradaban masa lampau ditandai oleh tingkat perkembangan material pada saat
itu, misalnya zaman batu (stone age), Zaman perunggu (bronze age).
Manusia masa lalu memiliki akses hanya pada sejumlah
material yang sangat terbatas keberadaannya dan terjadi secara alamiah,
contohnya : batu, Kayu, lempung (clay), kulit (skin), dan lain-lain. Dengan
berjalannya waktu, manusia jaman dulu menemukan teknik-teknik untuk memproduksi
material yang memiliki sifat-sifat superior, misalnya pottery dan berbagai
macam logam. Selanjutnya, telah ditemukan bahwa sifat-sifat material bisa
ditingkatkan dengan perlakuan panas (Heat Treatment) dan dengan penambahan
unsur-unsur lain. Pada saat ini, material secara total merupakan proses
seleksi, yang dilakukan untuk memilih material yang cocok untuk aplikasi
tertentu berdasarkan sifatnya
Sudah menjadi kenyataan bahwa semua yang
ada di sekitar dihasilkan dari material dan kita tergantung pada dan dibatasi
oleh material. Revolusi material dimulai dari abad Batu, tembaga, perunggu,
besi dan komposit adalah bukti pentingnya material. Kemajuan pengembangan
material adalah kunci pertumbuhan teknologi dan kemakmuran ekonomi. Pada
dasarnya pengetahuan dan rekayasa material berkembang selama 25 – 40 tahun
terakhir ini. Proses-proses material baru memungkinkan teknologi baru lainnya
dapat dikomersialkan dengan sukses.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Teknik Material
Ilmu material atau teknik material atau ilmu
bahan adalah sebuah interdisiplin ilmu teknik yang mempelajari sifat bahan dan aplikasinya terhadap
berbagai bidang ilmu dan teknik. Ilmu ini mempelajari hubungan antara struktur
bahan dan sifatnya. Termasuk ke dalam ilmu ini adalah unsur fisika
terapan, teknik kimia, mesin, sipil dan listrik. Ilmu material juga mempelajari teknik
proses atau fabrikasi
(pengecoran, pengerolan, pengelasan, dan lain-lain), teknik
analisis, kalorimetri, mikroskopi
optik dan elektron,
dan lain-lain), serta analisis biaya atau keuntungan dalam produksi material
untuk industri. Perkembangan terakhir, ilmu tentang
bahan ini mendapat sumbangan yang besar dari majunya bidang nanoteknologi dan mulai diajarkan secara luas di
banyak universitas.
2.
Klasifikasi Material
a. Logam
Proses
metalurgi dimulai sejak 6000 tahun Sebelum Masehi, saat ini telah iketahui 86 logam dan hanya 24 jenis
ditemukan selama abad 19. Logam awal
ditemukan adalah Emas (6000 SM) dan tembaga (4200 SM). Tujuh logam purbakala
adalah : Emas (6000 SM), Tembaga (4200 SM), Perak (4000 SM), Timbal (3500 SM),
Timah (1750 SM), Peleburan Besi (1500 SM) dan Air Raksa (750 SM).
Kecuali besi dan tembaga (dipadu dengan timah)
yang bukan logam konstruksi adalah emas dan perak yang biasanya dipergunakan
sebagai alat makan-minum, perhiasan dan ornamen. Hampir semua logam terkandung
di lapisan bumi, manusia pertamakali belajar memproses biji mengggunakan
sulfida atau oksida logammelalui proses reduksi dan oksidasi pada temperatur
yang bertingkat. Pertama kali ditemukan tidak sengaja akibat biji logam jatuh
kedalam api unggun. Tembaga ditemukan secara natural di suatu tempat di Siprus,
dan ditempa menjadi artefak. Tetapi selalu rapuh hingga akhirnya ditemukan
dengan cara meng-anilnya dalam api unggun. Antara tahun 5000 SM lembaran
tembaga dibuat dengan cara dipukul. Artefak tembaga lebur dari tahun 3600 SM
ditemukan di lembah sungai Nil.
Logam
yang digunakan sebagai bahan teknik terbagi menjadi 2 yaitu ;
1.
logam berbahan dasar Fe (Ferro) atau
besi
2.
Logam yang tidak berbahan dasar
Ferro (non Ferro)
Logam
berbahan dasar Fe di bagi menjadi :
1.
Baja
Baja
adalah paduan antara Fe dan C (besi dan karbon), karbon maksimum dari baja
adalah 2,1 %. Karbon didalam baja membentuk karbida besi (Fe3C atau
sementit)
Berdasarkan
komposisi kimia baja dapat di bagi :
Baja
karbon :
a.
Baja karbon rendah = %C < 0.2%
b.
Baja Karbon sedang = 0.2 > %C < 0.5
c.
Baja karbon Sedang = %C > 0.5%
Baja
Paduan:
Baja
terdiri dari unsur Fe+C, tetapi dalam pembuatan baja tersebut ditambahkan
unsur-unsur paduan yang dapat mempengaruhi sifat-sifat dari baja tersebut.
Unsur-unsur paduan yang biasa ditambahkan dalam pembuatan baja seperti : Mn,
Al, Ni, Cr, S, P, Mg, Si, dsb.
Baja
paduan di bagi berdasarkan jumlah persentase unsur paduan yang di
tambahkan
d.
baja paduan rendah = apabila jumlah
unsur paduannya < 5% , jumlah ini tidak merubah sifat baja
secara luas.
e.
baja
paduan tinggi = apabila jumlah unsur paduannya
>5%, jumlah ini akan mempengaruhi sifat baja secara luas contoh : baja tahan
karat dengan unsur paduan Cr >12%.
Berdasarkan
Fungsi baja dapat dibagi :
-
baja Konstruksi
-
Baja Perkakas
-
Baja Temperatur tinggi
2.
Besi Cor
Besi
cor terdiri dari Fe+C , Komposisi karbon pada besi cor di atas 2,1%. Karbon
bebas dari besi cor berupa Grafit yang memiliki sifat getas.
Dari
bentuk grafit besi cor dapat dibagi menjadi :
-
Besi cor putih ( tidak memiliki grafit dan sifatnya hampir sama dengan
baja karbon tinggi)
-
Besi Cor Kelabu (grafit berbentuk pipih)
-
Besi cor nodular (grafit berbentuk bulat)
-
Besi cor maliable( grafit berbentuk bunga)
(Gambar
struktur mikro besi cor dapat dilihat pada lampiran. red)
Sifat
–sifat umum dari LOGAM
-
Konduktifitas listrik dan termal yang tinggi
-
Sifat-sifat mekanik (kekerasan dan kekuatan) umumnya tinggi
-
Masa Jenis relatif tinggi
-
Bersifat korosi
-
Warna yang khas dan tidak transparan
b.
Keramik
Keramik
menurut yumarta, Ruslani, Muslihat, Suhadi (1986: 10) menyatakan “keramik
adalah segala macam bentuk yang dibuat dari tanah liat, setelah kering kemudian
dibakar didinginkan sehingga menjadi keras. Sejarah keramik cukup panjang di
Indonesia seperti sejarah keramik dinegara lain seperti, Cina, India, Jepang,
Mesir, Meksico, dan di negara-negara lainnya. (Suwardono 2002:9), jadi
Indonesia sudah tidak asing dengan kerajinan keramik karena keramik di
Indonesia mulai dikenal sejak zaman neolitikum atau disebut juga zaman batu
muda, yaitu ketika manusia-manusia purba sudah mulai menetap dan bercocok
tanam, dan mengenal api beserta penggunaan api secara teratuur. diperkirakan
rentang waktunya mulai dari 2500 SM–1000 SM.
Klasifikasi
dari keramik :
a.
Bahan ORGANIK bukan LOGAM;
Penggunaan dan pemakaiannya pada temperatur tinggi
b.
Bahan dari senyawa LOGAM;
(oksida,barida, karbida,dan nitrida)
Penggunaan
keramik biasanya untuk Isolator, komponen-komponen abrasif, dapat digunakan
sebagai lapisan penghalang termal contoh Batu Tahan Api (BTA)
Sifat-sifat
umum dari Keramik
-
Keras dan getas
-
Kekuatan tarik rendah
-
Kekuatan Tekan Tinggi
-
Isolator yang baik
-
Tahan korosi
-
Tahan pada temperatur tinggi
c.
Polimer
Suatu polimer adalah rantai berulang dari atom yang panjang,
terbentuk dari pengikat yang berupa molekul identik yang disebut monomer.
Sekalipun biasanya merupakan organik (memiliki rantai karbon), ada juga banyak
polimer inorganik. Contoh terkenal dari
polimer adalah plastik
dan DNA.
Polimer didefinisikan sebagai substansi yang terdiri
dari molekul-molekul yang menyertakan rangkaian satu atau lebih dari satu unit
monomer. Manusia sudah berabad-abad menggunakan polimer dalam bentuk minyak,
aspal, damar, dan permen karet. Tapi industri polimer modern baru mulai
berkembang pada masa revolusi industri. Di akhir 1830-an, Charles Goodyear
berhasil memproduksi sebentuk karet alami yang berguna melalui proses yang
dikenal sebagai “vulkanisasi”. 40 tahun kemudian, Celluloid (sebentuk plastik
keras dari nitrocellulose) berhasil dikomersialisasikan. Adalah
diperkenalkannya vinyl, neoprene, polystyrene, dan nilon pada tahun 1930-an
yang memulai ‘ledakan’ dalam penelitian polimer yang masih berlangsung sampai
sekarang.
Klasifikasi
polimer dapat dibagi berdasarkan :
a.
Sumber atau asal
-
Alam : hewan, tumbuhan, dan mineral
-
Sintetis : hasil polimerisasi hasil polimer adisi
b.
Sifat termal
-
Termoplastik (selulosa, polisterin, Vinil)
-
Termoseting plastik (phenol, amino, furan, gemuk)
Sifat-sifat
umum dari polimer
-
Ringan (masa jenis relatif rendah)
-
Tidak tahan temperatur tinggi
-
Kekuatan tarik rendah dan keuletan tinggi
-
Isolator yang baik
-
Modulus elastisitas rendah
c. Komposit
Sebenarnya komposit sudah ada sejak
dahulu, ini dapat kita lihat manusia dulu telah berusaha untuk manciptakan
berbagai produk yangterdiri dari gabungan lebih dari
satu bahan untuk menghasilkan suatubahan
yang lebih kuat, contohnya penggunaan jerami pendek untuk menguatkan
batu bata di mesir, panah orang mongolia yangmenggabungkan kayu, otot binatang,
sutera, dan pedang samurai jepangyang terdiri dari banyak lapisan oksida besi
yang berat dan liat .Tetapidengan
kemajuan zaman maka manusia mulai berfikir untuk mengoptimalkan
nilai efisiensi terhadap suatu produk . Maka
para ahlimulai menyadari bahwa material tunggal (homogen)
memilikiketerbatasan baik dari sisi mengadopsi desain yang dibuat maupunkondisi
pasar .
Kebanyakan teknologi modern memerlukan
bahandengan kombinasi sifat-sifat yang
luar biasa yang tidak boleh dicapaioleh bahan-bahan lazim seperti logam besi,
keramik, dan bahan polimer . Ini dapat kita lihat dari bagi bahan yang
diperlukan untuk penggunaandalam bidang angkasa lepas, perumahan, perkapalan,
kendaraan danindustri pengangkutan . Bidang-bidang tersebut membutuhkan densityyang
rendah, flexural, dan tensile yang tinggi, viskosity yang baik danhentaman yang baik
Komposit juga bisadikatakan sebagai
gabungan dua jenis bahan atau lebih yang terdiri dari SERAT dan MATRIK,
digabung dengan konstruksi tertentu tanpa mengubah sifat-sifat bahan
penyusunnya.
Jenis-jenis serat :
-
serat gelas
-
serat karbon
-
serat polimer
-
serat logam
Klasifikasi
dari komposit tergantung kepada bahan-bahan penyusun seperti :
-
Beton
bertulang
matrik = pasir, semen, kerikil
serat
= batang baja
-
Pahat
karbida
matrik = Perlit
serat
= karbida besi ( sementit)
-
pahat
CERMET
matrik = Keramik
serat
= logam
-
Carbonex
matrik = Resin
serat
= serat karbon
3.
Kebutuhan
Material Modern
Meskipun terjadi kemajuan yang
sangat pesat dalam memahami dan mengembangkan material dalam beberapa tahun
belakangan ini, masih terdapat beberapa tantangan teknologi yang membutuhkan
pengalaman yang lebih luas dan spesialis di bidang ini. Beberapa pujian sangat
tepat diberikan untuk menghormati para ilmuan yang berhasil menemukan berbagai
hal baru dalam bidang material sehingga memudahkan kehidupan kita sekarang ini.
Energi merupakan salah satu
bidang yang diperhatikan akhir-akhir ini. Para ilmuan berusaha untuk menemukan
sumber energi baru yang ekonomis dan membuat sumber energi yang telah ada
menjadi lebih efisien untuk memenuhi kebutuhan akan energi. Material tidak
diragukan lagi akan memainkan peranan penting dalam pengembangan ini. Sebagai
contoh, Konversi langsung dari solar menjadi energi listrik, penggunaan
teknologi sel surya untuk memenuhi kebutuhan energi namun dalam pembuatannya
dibutuhkan beberapa material yang lebih rumit dan cukup mahal Untuk memastikan
suatu teknologi dapat digunakan, maka dibutuhkan material yang dapat
menghasilkan efisiensi yang sangat tinggi selama proses konversi dengan harga
yang cukup murah.
Energi nuklir memberikan harapan
sebagai sumber energi baru, namun teknologi ini memunculkan banyak masalah
mulai dari pemilihan material yang digunakan sebagai bahan bakar sampai fasilitas
untuk untuk pembuangan limbah nuklir, sehingga dibutuhkan solusi yang cermat
untuk mengatasi persoalan ini.
Kualitas lingkungan hidup kita
bergantung kepada kemampuan untuk mengontrol polusi udara dan air. Salah satu
teknik pengendalian polusi adalah dengan menggunakan beberapa variasi material.
Pemrosesan material dan metode penghalusan dibutuhkan untuk memperbaiki keadaan
lingkungan yang semakin buruk, sehingga polusi berkurang dan kerusakan alam
akibat penambangan juga berkurang.
Salah satu penggunaan energi
terbesar berada pada sektor transportasi. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi
yang dapat membuat efisiensi bahan bakar meningkat diantaranya dengan
menggurangi berat dari kendaraan tersebut (automobile, pesawat terbang, kereta
api, dan lainnya), meningkatkan pengaturan panas mesin sehingga tidak terlalu
banyak panas yang dibuang, Pemilihan material yang sangat kuat dengan densitas
yang rendah, atau material yang memiliki ketahanan terhadap temperatur tinggi.
Banyak material yang kita gunakan
diperoleh dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga harus
dilakukan penghematan. Material ini meliputi polimer yang berbahan dasar
minyak, dan beberapa logam. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui ini
perlahan-lahan akan habis, sehingga diharuskan bagi setiap penemuan yang
digunakan sebagai material cadangan atau pengembangan dari material baru harus
memiliki sifat-sifat yang sebanding dan memiliki dampak kerusakan yang
seminimal mungkin bagi lingkungan. Sumber energi alternatif merupakan tantangan
utama untuk para ilmuan dan perekayasa material
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dari uraian di atas
menunjukkan bahwa dalam perjalanannya yang panjang produk dari material , tidak
hanya bersifat statis, melainkan mengalami berbagai perubahan baik dalam
bentuk, teknologi bahan, garapan atau produksi, unsur estetika atau motif
hias hingga distribusi maupun
konsumsi. Sejarah
material memberikan
gambaran sederhana tentang material
awal yang di temukan oleh manusia.
Perubahan-perubahan
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu mulai dari
faktor keperluan hidup, persedian bahan baku sampai kemajuan teknik pembakaran.
Dari faktor-faktor tersebut, faktor kebutuhan atau keperluan hidup merupakan
pengaruh yang sangat dominan.
DAFTAR PUSTAKA
Malcolm,
P.S.2001. Polymer Chemistry : An
Introduction, diindonesiakan oleh Lis Sopyan, cetakan pertama, PT Pradnya
Paramita : Jakarta
Rokhman
,Taufiqur .Klasifikasi Material Teknik.
2013.(online)http://taufiqurrokhman.com/2013/10/17/klasifikasi-material-teknik.html.diakses 6 februari 2015
Suwardono, 2002. Mengenal keramik hias. Bandung:
Margahayu Permai
Vlack, Lawrence H. Van. 2004.
Elemen-elemen Ilmu dan Rekayasa Material, Terj. Sriati Djaprie. Jakarta:
Erlangga
Yumarta, Ruslani, Muslihat,
Suhadi.1986. Keramik. Bandung:
Angkasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar